Menciptakan Iklan Sosmed yang Relevan Tanpa Mengorbankan Privasi

Pernahkah kalian merasa bahwa sosial media kalian penuh dengan iklan yang tidak kalian perlukan? Atau bahkan merasa sedikit 'diawasi' oleh iklan yang terlalu sesuai dengan kebutuhan kalian? Yuk, mari kita bahas lebih lanjut.

Sebuah riset menarik dari jurnal Computer in Human Behavior memberikan gambaran bahwa rata-rata kita dipapar oleh lebih dari 5000 iklan dan brand setiap hari di sosial media. Tapi yang mengejutkan, hanya 86 iklan yang kita sadari dan hanya 12 yang benar-benar meninggalkan kesan. Bayangkan betapa sulitnya bagi para marketer untuk membuat iklan mereka menonjol di tengah keramaian tersebut.


Jadi, apa sih rahasianya?

Salah satu solusinya adalah dengan membuat iklan yang relevan bagi setiap individu, dengan memanfaatkan informasi pribadi. Strategi ini memang terbukti efektif. Namun, ada sisi lain dari koin ini. Ketika iklan terasa terlalu relevan, kita jadi bertanya-tanya, "Apakah privasi kita terjaga?"

Riset tersebut menemukan bahwa relevansi iklan memang meningkatkan perhatian kita. Ketika iklan sesuai dengan kebutuhan dan membantu mencapai tujuan kita, kita cenderung lebih memperhatikannya. Tapi, ironisnya, semakin relevan iklan tersebut, semakin besar pula kekhawatiran kita soal privasi. Kita mulai berpikir, "Iklannya pas banget, kok bisa ya? Apa data saya sedang dilacak?"

Pada akhirnya, relevansi iklan memang penting, tapi privasi konsumen juga harus diutamakan. Bagi konsumen, penting untuk memahami bahwa hanya dengan mengklik iklan, advertiser dapat memperoleh informasi tambahan tentang minat atau perilaku belanja kita. Tapi, bagi advertiser, penting untuk menjaga kepercayaan konsumen dengan tidak terlalu 'mengintip' aktivitas mereka.

Kesimpulan

Di era digital saat ini, relevansi dan privasi adalah dua sisi dari mata uang yang sama dalam dunia periklanan sosial media. Bagi para marketer, tantangannya adalah bagaimana menciptakan iklan yang relevan tanpa membuat konsumen merasa 'diawasi'. Sedangkan bagi konsumen, penting untuk selalu waspada dan memahami bagaimana data kita digunakan.

Jadi, selanjutnya saat menemukan iklan yang relevan di sosial media, apakah kalian akan mengkliknya? Atau, mungkin, akan lebih berhati-hati? Bagi para marketer, bagaimana kalian akan memastikan iklan kalian relevan namun tetap menjaga privasi konsumen? Semoga artikel ini memberikan pencerahan bagi kita semua.


Source:

Jung, A. (2017). The influence of perceived ad relevance on social media advertising: An empirical examination of a mediating role of privacy concern. Computers in Human Behavior, 70, 303–309. https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.01.008

Komentar