Social media sudah banyak digunakan oleh entitas bisnis sebagai salah satu alat strategi pemasaran meraka. Platform jejaring social seperti Facebook dan Instagram memungkinkan bisnis dan pelanggannya untuk berhubungan timbal-balik satu sama lain. Kemampuan platform jejaring sosial untuk menjangkau pengguna secara luas, biaya yang murah serta keberadaannya telah menjadi bagian dari kehidupan sebagian masyarakat sangat bisa di manfaatkan oleh pebisnis ataupun UMKM untuk memasarkan produk mereka, meningkatkan kesadaran merek (brand awareness) dan berpotensi untuk membentuk virtual brand communities. Hal ini didukung oleh survey yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada tahun 2020 yang menyimbulkan bahwa, sebagain masyarakat Indonesia menggunakan media sosial untuk menjual barang ataupun jasa, serta, ketika masyarakat ingin membeli sesuatu, mereka lebih cenderung untuk mencari informasi tentang barang tersebut di media sosial. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun tujuan awal dibuatnya media sosial untuk berhubungan secara virtual dengan teman, keluarga ataupun kolega, namun peran sosial media sebagai alat jual-beli dan pemasaran juga mendapatkan perhatian.

Untuk itu, pebisnis ataupun UMKM perlu untuk memahami pentingnya isi dari pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen dan dampaknya terhadap tercapainya tujuan marketing perusahaan ketika ingin menggunakan media sosial sebagai alat pemasaran mereka.
Karakteristik konten dan postingan pemasaran berdasarkan konsep Social Media Marketing Activities (SMMA) adalah sebagai berikut:
1. Entertainment
Sebuah konten pemasaran di sosial media harus menghibur. Misalkan dengan mengkombinasikan dengan cerita yang lucu atau menarik, musik, desain yang menarik, dan hal-hal yang menghibur lainnya dengan tujuan untuk menciptakan kegembiraan dan rasa senang di benak pelanggan setelah melihat postingan atau konten tersebut.
2. Interactivity
Membuat konten atau postingan pemasaran yang interaktif juga hal yang penting. Misalnya dengan memanfaatkan berbagai fitur di Instagram atau Facebook Stories, pebisnis bisa membuat sisi tanya jawab dengan pelanggan (QnA), kuis, dann lain-lain, yang mana meciptakan komunikasi dua arah antara konsumen dan pebisnis itu sendiri. Hal ini menimbulkan keterlibatan konsumen dan dapat memicu terciptanya hubugan baik antara pelanggan dan perusahaan.
3. Trendiness
Artinya adalah, ketika perusahaan atau UMKM ingin membuat konten ataupun postingan di media sosial perlu untuk memposting berita atau situasi terkini terkait dengan produk atau jasa yang ditawarkan ke pelanggan. Selain itu, memposting kejadian atau hal-hal terkini yang tidak terkait dengan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan atau UMKM juga diperlukan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan di antara pelanggan bahwa postingan dan konten pemasaran bersifat informatif yang mengabarkan hal-hal terkini.
4. Customization
Konten dan postingan pemasaran di media sosial harus mencerminkan suatu kelompok pelanggan terentu atau ditujukan kepada preferensi pelanggan tertentu. Misal, pelanggan kita adalah kalangan mahasiswa, maka konten dan postingan pemasaran harus kekinian, tidak terlalu kaku, dan mengakomodasi preferensi mereka. Tentunya hal ini dapat menciptakan kedekatan antara perusahaan dan pelanggannya.
5. Word-of-Mouth
Pengalaman positif pelanggan lain juga perlu dishare kepada pelanggan atau calon pelanggan melalui konten dan postingan pemasaran di media sosial. Komentar, review, atau kesan dan pesan positif adalah salah satu aset bagi perusahaan. Hal tersebut turut meyakinkan calon pelanggan dalam memutuskan pembelian mereka.
Kesimpulan
Di era digital ini, pebisnis dan UMKM harus paham bahwa konten dan postingan pemasaran di media sosial harus tidak hanya memprioritaskan aspek komersial saja, namun harus memprioritaskan aspek sosial yang mengedepankan kepentingan dan preferensi pelanggan di media sosial. Memanfaatkan media sosial sebagai sebagai alat pemasaran adalah pilihan yang bagus selama konten dan postingan pemasaran memenuhi parameter yang ada di konsep SMMA. Untuk itu, pebisnis dan UMKM harus berfikir kritis dan kreatif untuk menciptakan sebuah konten dan postingan pemasaran yang mengakomodasi sifat-sifat alami dan motivasi individu dalam menggunakan social media.
Komentar
Posting Komentar