Bangkit dari Kegagalan: Senjata Rahasia Pengusaha!

Kegagalan bisa menjadi teman yang tidak menentu. Hal ini bisa membuat kita berpikir kembali, membentuk ulang, dan yang paling penting, belajar. Namun bagi pengusaha, taruhannya tampaknya lebih tinggi, dan kegagalan membebani lebih berat. 

Namun, apakah beberapa pengusaha lebih baik dalam bangkit dari kegagalan daripada yang lain?

Penelitian terbaru mungkin saja memiliki jawabannya! Para peneliti Hong Zhao dan Ardy Wibowo mempelajari bagaimana pengusaha menghadapi kegagalan berdasarkan karakteristik psikologis mereka, mengungkapkan beberapa wawasan yang menarik. Temuan mereka memperlihatkan dua ciri kunci yang dimiliki oleh pengusaha sukses - efikasi diri berwirausaha dan locus of control internal.

Efikasi diri berwirausaha adalah semua tentang keyakinan. Pengusaha dengan efikasi diri yang tinggi memiliki keyakinan kuat dalam kemampuan mereka untuk merencanakan jalannya sendiri. Mereka tidak takut untuk menyusun ide-ide inovatif, mengembangkan rencana strategis, atau mengartikulasikan visi bisnis mereka. Keyakinan diri semacam itu bertindak seperti bahan bakar internal, mendorong mereka untuk maju setelah mengalami kemunduran.

Sekarang, mari kita bicarakan tentang ciri kedua, locus of control internal. Bayangkan memiliki kompas yang menunjuk pada keyakinan bahwa Anda memiliki kontrol atas hidup Anda dan hasilnya. Itu pada dasarnya apa yang dimaksud dengan locus of control internal. Ini adalah keyakinan wirausahawan bahwa sukses bukan hanya soal keberuntungan tetapi hasil dari usaha dan kemampuan mereka.

Jadi, mengapa semua ini penting? Nah, sifat-sifat ini memberi pengusaha ketahanan yang mereka butuhkan dalam menghadapi kegagalan. Alih-alih ditahan oleh hambatan, sifat psikologis ini memungkinkan pengusaha untuk belajar, beradaptasi, dan bangkit lebih kuat dari kegagalan mereka. Pelajaran yang diperoleh dari kegagalan dapat menjadi sumber pengetahuan penting yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi bisnis di masa depan.

Sebagai contoh, efikasi diri dapat mendorong seorang wirausahawan untuk merencanakan ide-ide baru bahkan setelah prospek sebelumnya gagal. Demikian pula, locus of control internal dapat mendorong mereka untuk berusaha lebih keras dan mengevaluasi ulang pendekatan mereka, daripada hanya menerima kegagalan sebagai hasil dari situasi di luar kendali mereka.

Kegagalan, dalam konteks ini, tidak lagi menjadi akhir dari jalan, tetapi lebih sebagai titik belokan untuk refleksi dan pembelajaran. Pada gilirannya, hal ini dapat membantu menghasilkan strategi dan tindakan korektif yang lebih efektif, memungkinkan pengusaha untuk membangun bisnis yang lebih kuat dan tangguh.

Akhirnya, pengetahuan itu sendiri bisa menjadi modal berharga bagi wirausahawan. Keberhasilan tidak selalu datang dari hasil pertama, dan pemahaman yang mendalam tentang ini dapat memungkinkan para pengusaha untuk memanfaatkan kegagalan sebagai bahan pengetahuan dan inspirasi untuk masa depan.

Dengan kata lain, kegagalan bisa menjadi pelajaran yang berharga jika kita memilih untuk memandangnya sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Seperti yang diungkapkan oleh penelitian ini, 

Penting untuk mengembangkan efikasi diri dan locus of control internal sebagai penopang dalam berwirausaha. Karena pada akhirnya, bukan tentang berapa kali Anda jatuh, tetapi berapa kali Anda bangkit kembali.

Secara keseluruhan, penelitian ini sangat penting dalam membantu kita memahami bahwa kegagalan tidak perlu selalu negatif. Dengan pendekatan yang tepat, kegagalan bisa menjadi katalis untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mereka yang mampu belajar, beradaptasi, dan bangkit dari kegagalan memiliki kemungkinan lebih besar untuk meraih sukses di masa depan. Oleh karena itu, wirausahawan harus didorong untuk merangkul takut dan risiko gagal, dan diberikan alat, sumber daya, dan pengetahuan untuk mengubah penyebab kegagalan menjadi pelajaran.

Setiap pencipta ide dan pelaku perubahan perlu tahu bahwa berjalan melalui jalan berliku wirausaha adalah perjalanan dari gagal maju, bukan gagal mundur. Dengan demikian, semangat bangkit dan berani menghadapi yang belum datang harus senantiasa menjadi semboyan mereka. Pandangan yang optimis seperti ini tidak hanya memberdayakan individu tetapi juga dapat merangsang inovasi dan kemajuan dalam skala yang lebih besar. 

Penelitian ini menjadi bukti kuat bahwa keberanian menghadapi kegagalan, bukan menghindarinya, adalah kunci sukses dalam berwirausaha. Kami mengakhiri dengan pesan ini: Terus percaya pada dirimu dan teruslah belajar! Anda tidak pernah tahu seberapa dekatnya Anda dengan sukses selanjutnya.

Source:
Zhao H and Wibowo A (2021) Entrepreneurship Resilience: Can Psychological Traits of Entrepreneurial Intention Support Overcoming Entrepreneurial Failure? Front. Psychol. 12:707803. doi: 10.3389/fpsyg.2021.707803

Komentar