Seringkali kita menemukan akun brand di media sosial memposting produk mereka secara terang-terangan dengan kata-kata atau kalimat "ayo beli sekarang!" dan sejenisnya. Mereka berfikir bahwa hanya dengan memposting ajakan membeli di Facebook dan Instagram dapat serta merta turn it into sales. Namun jujur saja, menurut saya mereka salah.
Kita semua paham bahwa media sosial saat ini dapat digunakan sebagai alat pemasaran. Tapi, sebuah akun Facebook dan Instagram bukanlah media pemasaran atau stand expo. Media sosial adalah tempat untuk saling terhubung dengan orang lain, bukan tempat untuk jual beli seperti marketplace yang sudah kita kenal. Media sosial adalah tempat untuk menampilkan konten-konten yang menghibur dan menyenangkan. Media sosial adalah tempat untuk memberitahu konsumen bahwa kita sebagai brand memperhatikan mereka. Dan ini semua berbeda dengan konten hard-selling yang mungkin brand ingin mereka lihat.
Media sosial dibuat agar orang saling terhubung. Saat ini brand telah menggunakan media sosial, dan berpotensi dapat menjadi alat yang sangat luar biasa untuk membangun loyalitas konsumen, tetapi hanya memposting produk akan sangat membosankan karena hal ini bukanlah koneksi yang diinginkan oleh konsumen. Brand dalam menggunakan sosial media harus merubah cara berfikirnya dan berinvestasi lebih untuk memposting postingan organik. Hal ini dapat membangun kepercayaan followers dan akan membentuk hubungan jangka panjang daripada a one night stand. Mereka akan me-like dan share sebuah konten karena konten tersebut relates dan resonates dengan mereka. Dan pada akhirnya pada suatu saat dapat turn into sales.
Tips membuat postingan soft-selling
Brand seharusnya memposting postingan yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan atau follower. Complicated memang, tapi ada beberapa tips dari saya bagaimana membuat postingan soft-selling yang benar secara organik
Stop talking about yourself all the time.
Rekomendasi pertama dan utama adalah jangan terlalu banyak berbicara tentang diri anda! (dalam hal ini brand). Sebaliknya, tunjukkan bahwa brand peduli terhadap aktifitas pelanggan itu sendiri, tentang kejadian-kejadian sekitar atau bahkan dunia dll. Tunjukkan bahwa brand memahami demografi audiens dan apa yang mereka minati dengan berbagi konten lain yang mereka sukai.
Membangun brand story/ Brand Storytelling
Ceritakan brand anda untuk memperkenalkan brand dengan menceritakan kisah yang autentik dan emosional dari brand untuk kegiatan promosi. Brand storytelling adalah salah satu bentuk soft-sell dan akan bekerja jauh lebih baik dalam jangka panjang.
Mulai mendengarkan.
Lihatlah hal yang dapat membuat follower berinteraksi dengan brand dan lakukan hal itu lebih banyak lagi. Saya jamin, cara ini akan menjadi hal yang otentik dan indah, bukan serta merta berbicara tentang produk. Tetapi gunakanlah alat analisa untuk melihat dengan pasti.
Investasi di iklan berbayar.
Tidak peduli betapa menakjubkannya posting organik, postingan tersebut tidak akan sampai kepada orang yang bukan follower atau orang yang belum pernah mendengar brand anda. Algoritma sosial media mungkin bisa membantu, namun saya rasa belum cukup. Brand tetap membutuhkan iklan media sosial yang berbayar.
Hargai follower!
Hadiah dan kompetisi mungkin membutuhkan biaya, tetapi hal ini dapat membangun koneksi dengan pelanggan. Atau bisa berkolaborasi dengan brand lain untuk memberikan hadiah.
Jangan lagi gunakan jumlah follower sebagai tolok ukur kesuksesan pemasaran di media sosial.
Pengikut tidak sama dengan penjualan. Alih-alih, mulailah mengukur kesuksesan brand dengan engagement, termasuk like, share dan comment. Hal ini menunjukkan seberapa orang menyukai apa yang brand lakukan.
Komentar
Posting Komentar